Batman vs Superman, Zack Snyder vs Christopher Nolan

5 comments
Batman via Pixabay.com

Kota dikejutkan dengan kedatangan alien yang merusak kota. Warga panik dan meminta pertolongan, selebihnya hanya tinggal berdoa dan pasrah menunggu ajal. Namun di tengah kerusakan kota tersebut, tiba-tiba sesosok manusia super, Superman terbang melintas melewati kerusakan-kerusakan tersebut.

Peristiwa kerusakan kota akibat alien tersebut, membuat posisi Superman menjadi serba salah. Di satu sisi, dia terlihat telah menghancurkan kota, di sisi lain, dia telah menyelamatkan kota dari serangan alien. Hal ini lah yang membuat Batman geram terhadap Superman, karena sejatinya Superman merupakan alien pula.

Itulah sedikit prolog dari Batman vs Superman. Jujur saja, saya penasaran sekali dengan film ini. Selain itu, animo masyarakat untuk menonton film ini juga sangat tinggi, yang kemudian memunculkan Fanboy DC Comic karbitan, seperti saya.

Sebelumnya, saya baru menikmati film dari DC Comic melalui trilogi film The Dark Night yang disutradari oleh Christoper Nolan dan sedang on going nonton Gotham Series. Nuansa film DC Comic dan Marvel memang sangat berbeda. Ketika menonton film dari Marvel Cinematic Universe, kita akan disajikan adegan action yang cukup banyak, serta visual effect yang menakjubkan. Berbeda, ketika kita menonton film garapan DC Comic, The Dark Night misalnya. Film DC Comic memang terkesan gloomy dan dark, serta script yang benar-benar menarik dan sangat tidak boleh dilewatkan.

Jadi menurut saya, Batman vs Superman ini memang khas banget si Zack Snyder, yaaa bisa bayangkan saja film-film Zack itu seperti apa, ya gitu. Nuansanya seperti kolosal banget, seperti 300, 300 Rise of Empire, dan sebagainya. Namun, di samping perseteruan lain dari Fanboy DC seputar Nolan vs Snyder, saya sangat menikmati film ini, musik gubahan Hans Zimmer, dan setiap plotnya terasa menyenangkan dan mendebarkan. Tapi, ketika adegan Batman mengucapkan, "Hah nyokap lo Martha?" kemudian Batman tiba-tiba memaafkan Superman, entah mengapa film ini jadi kurang terasa gregetnya.

Oiya, saya sangat ingat perkataan Mark Zuckerberg eh Lex Luthor di Batman vs Superman, "Jika Tuhan baik, maka dia tidak Maha Kuasa, jika Tuhan maha kuasa, maka dia tidak baik". Ah Lex, kita kan makhlukNya, mana tahu kita yang benar-benar haq sama yang bathil. Kita hanya tahu yang "benar" atau "baik" saja.

Dan kita, sebagai penonton hanya bisa menilai itu baik atau tidak, karena semuanya, kembali kepada sang sutradara yang dipilih serta kru pembuat filmnya. Cheers!

5 komentar:

  1. Bruce Wayne tak ingin gagal menyelamatkan Martha, seperti sebelumnya, meski faktanya Martha yang terancam bukan "Martha" yang terucap dari mulut Thomas Wayne jelang kematiannya. Aku pikir Snyder justru cerdas di titik ini, bahwa untuk mengatasi konflik sosio-psikologis, cukup dengan "pemicu" kecil. Situasi psikologis manusia itu seperti gravitasi: just need a "little" push.
    Soal Lex Luthor, ah, Jesse Eisenberg memang andal memerankan karakternya sendiri. Karakternya sendiri lho ya, bukan karakter Lex. -.-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Just need a little push, kayak omongannya joker ya ji haha.
      Yoi. Bukan Lex ya, tapi lebih kek Jesse Eisenberg waktu berperan jd mark zuckerberg,dan film lainnya.

      Hapus
  2. Tapi aneh gitu, ya. Cuma gara-gara nama langsung baikan. :')

    Gue belum nonton, sih. Tapi pas baca-baca review, kecewa gitu sama Batman-nya. Nggak tau kenapa. Ahaha. Sosok Bale masih terus melekat di otak gue. Dia terbaik! Apalagi Alm. Joker. Ahaha. :))

    BalasHapus
  3. saya juga rada 'enek' waktu yg scene gak lanjut perkelahiannya karena nama ibunya sama. tapi mungkin yang ingin disampaikan itu kalo akhirnya Batman menyadari walaupun bagaimanapun mengerikan juga Superman punya sisi kemanusiaan juga, mau nyelamatin Ibunya yang manusia biasa doang, gitu mungkin yang pengen disampaikan, tapi cara mendevelop maksudnya itu ke adegan kok kesannya 'menye-menye' begitu, gitu sih.

    sebenarnya masalahnya itu Synder gak tau cara bikin proper movie dengan source sebanyak ini (batman, superman, wonder woman, hubungan ke justice league) jadi film yang jelas punya plot dari a ke z, begitu sih, kal tone darknya film sih gak masalah mau dark atau fun juga asal plotnya jelas.

    BalasHapus
  4. Hohoho. Sama, Jus. Aku juga fans DC Comic karbitan. Jadi suka sama kesan gloomy dan dark yang ditampilin. Aaaaaaaaaaaak!

    Cuman jujur aku kecewa sama akting Eisenberg. Dia bukan villain yang mengancam dan mengintimidasi Batman sama Superman gitu ya. Trus entah apa aku yang nggak cermat nontonnya, aku nggak ngerti kenapa Lex benci sama Superman. Lalu rencananya dia itu kayak tiba-tiba aja gitu. Huufffh. Aku malah puas sama akting Ben Affleck. Dia sadis, bengis, tapi bikin meringis gitu. Meringis karena nggak tahan sama keseksian bahasa tubuhnya dia itu. Hahaha.

    Yeaaaah. Setuju sama paragraf terakhirnya! :)

    BalasHapus